Pada tahun 1998, UKM taekwondo Unsyiah berdiri dibawah kepemimpinan Sabum Zulkarnain. Pada masa kepemimpinannya sempat latihan beberapa saat, tetapi karena adanya peristiwa konflik di Aceh, maka UKM taekwondo Unsyiah divakumkan atau dinonaktifkan sampai pada tahun 2007. Kemudian pada tahun 2008, UKM taekwondo Unsyiah mulai diaktifkan kembali karena adanya kerja sama antara Universitas Syiah Kuala dengan Universitas JEJU Korea Selatan dibawah binaan pelatih dari KORSEL yang bernama Prof. David Hong Seong Nam hingga sampai pada tahun 2011 ini UKM taekwondo Unsyiah masih aktif dibawah binaan beliau.
Kedatangan pelatih dari Korea Selatan tersebut sangat berdampak positif terhadap perkembangan UKM taekwondo Unsyiah, salah satunya telah menghasilkan atlit yang berprestasi. Bukan hanya dari segi pembinaan atlit yang berprestasi tersebut, tetapi juga ada keunikan tersendiri yang membedakan dengan dojang-dojang taekwondo yang ada di Aceh yaitu taekwondo Dance atau tarian Taekwondo yang begitu memikat hati, sehingga Taekwondo yang identik dengan pertarungan yang keras menjadi menarik dan disenangi oleh semua kalangan, baik pria maupun wanita.
Pada tahun 2008 dilantik kepengurusan baru UKM taekwondo Unsyiah dibawah kepemimpinan Safrizal periode 2008-2009. Pada masa jabatannya, UKM taekwondo Unsyiah mulai dirintis kembali karena sudah begitu lama divakumkan.
Kemudian pada bulan Februari 2010, kepemimpinan UKM taekwondo Unsyiah dilanjutkan oleh Junio Geri Widianto sebagai ketua umum UKM taekwondo Unsyiah dan Zahrial Fajri sebagai wakil ketua UKM taekwondo Unsyiah. Pada priode ini perkembangan serta prestasi UKM taekwondo Unsyiah mulai terukir. Seperti hasil yang didapatkan dengan mengikuti event-event kejuaraan. Diantaranya, mendapat 2 medali emas, 1 perak dan 1 perunggu dari 6 orang atlit yang diturunkan. kemudian meningkat menjadi 2 emas, 3 perak dan 7 perunggu dari 15 atlit yang diturunkan.
selain prestasi dibidang kejuaraan yang diikuti, ditambah lagi dengan event antraksi gabungan dan Taekwondo dance antara mahasiswa-mahasiswa dari KORSEL dan UKM taekwondo Unsyiah. Sehingga membawa nama baik UKM taekwondo Unsyiah kemata Internasional.
Kedatangan pelatih dari Korea Selatan tersebut sangat berdampak positif terhadap perkembangan UKM taekwondo Unsyiah, salah satunya telah menghasilkan atlit yang berprestasi. Bukan hanya dari segi pembinaan atlit yang berprestasi tersebut, tetapi juga ada keunikan tersendiri yang membedakan dengan dojang-dojang taekwondo yang ada di Aceh yaitu taekwondo Dance atau tarian Taekwondo yang begitu memikat hati, sehingga Taekwondo yang identik dengan pertarungan yang keras menjadi menarik dan disenangi oleh semua kalangan, baik pria maupun wanita.
Pada tahun 2008 dilantik kepengurusan baru UKM taekwondo Unsyiah dibawah kepemimpinan Safrizal periode 2008-2009. Pada masa jabatannya, UKM taekwondo Unsyiah mulai dirintis kembali karena sudah begitu lama divakumkan.
Kemudian pada bulan Februari 2010, kepemimpinan UKM taekwondo Unsyiah dilanjutkan oleh Junio Geri Widianto sebagai ketua umum UKM taekwondo Unsyiah dan Zahrial Fajri sebagai wakil ketua UKM taekwondo Unsyiah. Pada priode ini perkembangan serta prestasi UKM taekwondo Unsyiah mulai terukir. Seperti hasil yang didapatkan dengan mengikuti event-event kejuaraan. Diantaranya, mendapat 2 medali emas, 1 perak dan 1 perunggu dari 6 orang atlit yang diturunkan. kemudian meningkat menjadi 2 emas, 3 perak dan 7 perunggu dari 15 atlit yang diturunkan.
selain prestasi dibidang kejuaraan yang diikuti, ditambah lagi dengan event antraksi gabungan dan Taekwondo dance antara mahasiswa-mahasiswa dari KORSEL dan UKM taekwondo Unsyiah. Sehingga membawa nama baik UKM taekwondo Unsyiah kemata Internasional.